Menengok Investasi Raja Garuda Mas

Foto aanbae

Seorang pebisnis keturunan Cina yang lahir di Belawan, Sumatera Utara, Sukanto Tanoto adalah seorang figur yang sukses di berbagai bidang bisnis di Indonesia. Dia selalu berusaha untuk terus dan terus berekspansi. Pemimpin sekaligus pendiri PT Raja Garuda Mas telah banyak mengembangkan bisnisnya ke berbagai negara terutama di bidang usaha pulp dan kertas.

Sukanto Tanoto melakukan pemekaran bisnis dengan menanam investasi di berbagai negara dilakukan dengan perhitungan matang. Disamping dia juga melihat adanya peluang dalam mengembangkan bisnis, keberaniannya dalam mengambil risiko adalah yang membuat Sukanto Tanoto bisa berhasil menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia bahkan dunia.

Dia berhasil membesarkan industri berbasis kehutanan di Sumatera, yakni pabrik bubur kertas dan rayon dan manjadikan perusahaannya sebagai salah satu perusahaan pengolahan kertas terbesar bernama APRIL. Terakhir, Tanoto sebagai bos dari Raja Garuda Mas melebarkan sayap bisnisnya ke Amerika Latin. Melalui Sateri International, taipan papan atas Indonesia ini menanamkan investasi sebesar US$ 400 juta di Bahia Pulp, sebuah pabrik pulp di Brazil. Dengan bendera Raja Garuda Mas Internasional juga, Tanoto juga menanamkan investasi di Cina senilai US$ 6 miliar hingga 2010. Sejak 2002 hingga 2005, RGM telah merealisasikan investasi di Cina hingga mencapai US$ 3,5 miliar, atau setara dengan RP 31,5 triliun.

RGM melalui Sateri Internasional juga mengakuisisi 81,7% saham Klabin Bacell SA dan 100% saham Norcell SA, perusahaan yang memiliki konsensi hutan di Bahia, Brazil. Kapasitas produksi Bahia Pulp akan ditingkatkan menjadi 365.000 ton pulp per tahun dari sekarang 115.00 ton per tahun. Presiden Sateri Internasional, Arthur Lingm, mengungkapkan bahwa RGM akan terus meningkatkan investasinya di Brazil hingga US$ 1,5 miliar. Sukanto juga tercatat sebagai pemain utama bisnis perkebunan sawit di negeri ini. Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), RGM menguasai areal perkebunan sawit seluas 317,9 ribu ha, dan Asian Agro Group seluas 150 ribu ton.

Melihat kiprah bisnisnya dan bagaimana cara dia memberanikan diri mengambil risiko dari investasi, membuat dia menjadi orang yang tangguh menghadapi beragam problem. Pria pemeluk agama Budha ini adalah seorang yang tekun dan ulet. Dia juga merupakan penyuka musik klasik. Kita tidak tahu, entah di negara mana lagi dia akan menanamkan investasinya.